Peran Generasi Muda Dalam Kebangkitan
Kebudayaan Nasional
by : Anggrek _ Awan
Hallo
sobat biru STIE Indonesia Malang…..!!!! senang sekali dalam kesempatan ini Tim
Kreatif “The Blue Wall Magazine“ bisa
menghadirkarkan karya - karya baru di
mading kampus biru tercinta kita ini….. dan pastinya dengan tema yang tidak kalah
menariknya dengan tema yang lalu.
Pada tema
kali ini Tim Kreatif akan mengangkat sebuah moment datangnya hari kebangkitan
nasional. Adanya sebuah inspirasi yang tidak dapat dilewatkan oleh semua warga
Indonesia terutama para generasi muda.
Pada
tanggal 20 mei tepatnya bangsa Indonesia akan memperingati hari bersejarah
yaitu “ Hari Kebangkitan Nasional “.
Dimana pada hari itu bangsa Indonesia siap menyemangati diri untuk
bangkit dari
keterpurukan
dan segala masalah yang ada.
Hari
Kebangkitan Nasional memiliki nilai sejarah yang luar biasa, mengapa
demikian??? Karena pada tanggal 20 mei memberikan perubahan dan semangat untuk
maju terus dan meninggalkan keterpurukan.
Saat ini bangsa
sangat membutuhkan generasi – generasi penerus yang mampu membangkitkan
nasionalisme akan rasa cinta tanah air. Disadari atau tidak, bangsa kita saat ini
sedang berada dalam krisis identitas budaya. Apalagi, generasi muda saat ini
sudah banyak yang tidak mengerti bahkan tidak mengenal nilai-nilai luhur budaya
bangsa. Mereka sudah tidak lagi memiliki identitas budaya.
Kebudayaan merupakan
sebuah ciri dan jati diri dari sebuah sistem sosial. Kebudayaan menjadi penentu
golongan dan menjadi pembeda dalam interaksi sosial masyarakat yang menunjukkan
karakteristik yang berbeda antara satu dan lainnya. Kebudayaan tidak hanya
menjadi gaya hidup semata. Namun lebih dari itu, kebudayaan juga dapat menjadi
penentu arah kehidupan manusia di masa yang akan datang. Apa peran generasi
muda dalam mempertahan kan jati diri bangsa????
Generasi muda merupakan
tumpuan tongkat estafet perjuangan bangsa. Keberadaan generasi muda adalah
sebuah kekuatan dan kemapanan dalam bertindak demi kelangsungan hidup bangsa di
masa yang akan datang. Namun, kadangkala apa yang diharapkan seringkali tidak
sesuai dengan kenyataannya. Minimnya aspirasi dan tuangan pemikiran serta
tindakan nyata generasi muda dalam menciptakan perubahan, membuat sebagian
orang pesimis terhadap kemampuan pemuda. Apalagi, saat ini banyak anak muda
yang tidak lagi memegang teguh corak dan jati diri bangsa sebagai sebuah
identitas nasional.
Banyak generasi muda yang
tidak lagi memiliki akar budayanya sebagai jati diri pribadi. Globalisasi
dijadikan sebagai kambing hitam atas perubahan perilaku ini. Keberadaan budaya
bangsa sebagai identitas nasional sudah mulai pudar di kalangan generasi muda.
Tak salah lagi, budaya bangsa semakin terpojok akibat terpaan dari budaya
asing. Akulturasi bukan lagi menjadi sebuah proses penerapan nilai-nilai luhur
budaya, namun lebih dari itu, akulturasi seakan menjadi ancaman terhadap
ketahanan budaya bangsa. Sebagai contoh saja warisan kebudayaan dari leluhur
seperti lagu daerah, tarian daerah, serta kebudayaan adat lainnya sudah hampir
tidak dihiraukan lagi oleh para generasi muda.
Hingga batik pun ikut di klaim oleh Negara lain sungguh tragis bukan???
Hal – hal seperti perlu adanya kecermatan untuk mengatasinya. Tentunya, masih
banyak bukan…. generasi muda yang peduli akan keselamatan budaya Indonesia. Optimalisasi
Lembaga Kemahasiswaan yang bergerak di bidang budaya ini membuat sebuah iklim
positif dalam pergaulan generasi muda. Tentu, dengan keberadaan beragam latar
belakang budaya dalam sebuah perguruan tinggi akan meningkatkan pemahaman dan
toleransi dalam keberagaman budaya dan adat istiadat. Sehingga, lebih lanjut,
akan tercipta kehidupan yang harmonis dan saling menghargai.
Jika hal itu telah
terwujud, tentu akan membawa dampak positif bagi masyarakat luas. Melalui
program pengabdian kepada masyarakat, generasi muda khususnya mahasiswa bisa
menjadi penggerak motor kampanye budaya kepada masyarakat luas. Lebih lanjut,
perguruan tinggi bisa menjadi awal lahirnya budayawan yang memiliki latar
belakang ilmu yang beragam. Perguruan tinggi juga bisa menjadi pusat perkembangan
paguyuban kebudayaan maupun sanggar seni tradisional yang melestarikan budaya
bangsa.
Namun hal itu tidak
akan terlaksana tanpa kerjasama dan bantuan dari banyak pihak. Dibutuhkan kerja
keras untuk menyadarkan generasi muda terhadap budayanya. Dibutuhkan
partisipasi positif masyarakat dalam mengembangkan warisan budaya. Dan,
dibutuhkan dukungan yang nyata dari pemerintah terhadap kelestarian budaya
bangsa.
Hingga, pada
akhirnya, sudah begitu jelas bahwa kebudayaan merupakan sebuah identitas bangsa
yang menjadi pembeda dengan bangsa yang lainnya. Sudah begitu jelas bahwa
pemuda adalah pewaris dari kekayaan budaya bangsa. Lantas, apakah bangsa akan
tetap ada jika kebudayaan tidak lagi menjadi identitas para generasi muda?
Maka, di sinilah makna nasionalisme itu berada. Oleh karena itu, mari bangkit
pemuda Indonesia !!!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar