Jumat, 24 Mei 2013

Kebangkitan Nasional



Peran Generasi Muda Dalam Kebangkitan Kebudayaan Nasional
by : Anggrek _ Awan

Hallo sobat biru STIE Indonesia Malang…..!!!! senang sekali dalam kesempatan ini Tim Kreatif  “The Blue Wall Magazine“ bisa menghadirkarkan karya  - karya baru di mading kampus biru tercinta kita ini….. dan pastinya dengan tema yang tidak kalah menariknya dengan tema yang lalu.
Pada tema kali ini Tim Kreatif akan mengangkat sebuah moment datangnya hari kebangkitan nasional. Adanya sebuah inspirasi yang tidak dapat dilewatkan oleh semua warga Indonesia terutama para generasi muda.
Pada tanggal 20 mei tepatnya bangsa Indonesia akan memperingati hari bersejarah yaitu “ Hari Kebangkitan Nasional “.  Dimana pada hari itu bangsa Indonesia siap menyemangati diri untuk bangkit dari
keterpurukan dan segala masalah yang ada.
Hari Kebangkitan Nasional memiliki nilai sejarah yang luar biasa, mengapa demikian??? Karena pada tanggal 20 mei memberikan perubahan dan semangat untuk maju terus dan meninggalkan keterpurukan.
Saat ini bangsa sangat membutuhkan generasi – generasi penerus yang mampu membangkitkan nasionalisme akan rasa cinta tanah air. Disadari atau tidak, bangsa kita saat ini sedang berada dalam krisis identitas budaya. Apalagi, generasi muda saat ini sudah banyak yang tidak mengerti bahkan tidak mengenal nilai-nilai luhur budaya bangsa. Mereka sudah tidak lagi memiliki identitas budaya.
Kebudayaan merupakan sebuah ciri dan jati diri dari sebuah sistem sosial. Kebudayaan menjadi penentu golongan dan menjadi pembeda dalam interaksi sosial masyarakat yang menunjukkan karakteristik yang berbeda antara satu dan lainnya. Kebudayaan tidak hanya menjadi gaya hidup semata. Namun lebih dari itu, kebudayaan juga dapat menjadi penentu arah kehidupan manusia di masa yang akan datang. Apa peran generasi muda dalam mempertahan kan jati diri bangsa????
Generasi muda merupakan tumpuan tongkat estafet perjuangan bangsa. Keberadaan generasi muda adalah sebuah kekuatan dan kemapanan dalam bertindak demi kelangsungan hidup bangsa di masa yang akan datang. Namun, kadangkala apa yang diharapkan seringkali tidak sesuai dengan kenyataannya. Minimnya aspirasi dan tuangan pemikiran serta tindakan nyata generasi muda dalam menciptakan perubahan, membuat sebagian orang pesimis terhadap kemampuan pemuda. Apalagi, saat ini banyak anak muda yang tidak lagi memegang teguh corak dan jati diri bangsa sebagai sebuah identitas nasional.
Banyak generasi muda yang tidak lagi memiliki akar budayanya sebagai jati diri pribadi. Globalisasi dijadikan sebagai kambing hitam atas perubahan perilaku ini. Keberadaan budaya bangsa sebagai identitas nasional sudah mulai pudar di kalangan generasi muda. Tak salah lagi, budaya bangsa semakin terpojok akibat terpaan dari budaya asing. Akulturasi bukan lagi menjadi sebuah proses penerapan nilai-nilai luhur budaya, namun lebih dari itu, akulturasi seakan menjadi ancaman terhadap ketahanan budaya bangsa. Sebagai contoh saja warisan kebudayaan dari leluhur seperti lagu daerah, tarian daerah, serta kebudayaan adat lainnya sudah hampir tidak dihiraukan lagi oleh para generasi muda.  Hingga batik pun ikut di klaim oleh Negara lain sungguh tragis bukan??? Hal – hal seperti perlu adanya kecermatan untuk mengatasinya. Tentunya, masih banyak bukan…. generasi muda yang peduli akan keselamatan budaya Indonesia. Optimalisasi Lembaga Kemahasiswaan yang bergerak di bidang budaya ini membuat sebuah iklim positif dalam pergaulan generasi muda. Tentu, dengan keberadaan beragam latar belakang budaya dalam sebuah perguruan tinggi akan meningkatkan pemahaman dan toleransi dalam keberagaman budaya dan adat istiadat. Sehingga, lebih lanjut, akan tercipta kehidupan yang harmonis dan saling menghargai.
Jika hal itu telah terwujud, tentu akan membawa dampak positif bagi masyarakat luas. Melalui program pengabdian kepada masyarakat, generasi muda khususnya mahasiswa bisa menjadi penggerak motor kampanye budaya kepada masyarakat luas. Lebih lanjut, perguruan tinggi bisa menjadi awal lahirnya budayawan yang memiliki latar belakang ilmu yang beragam. Perguruan tinggi juga bisa menjadi pusat perkembangan paguyuban kebudayaan maupun sanggar seni tradisional yang melestarikan budaya bangsa.
Namun hal itu tidak akan terlaksana tanpa kerjasama dan bantuan dari banyak pihak. Dibutuhkan kerja keras untuk menyadarkan generasi muda terhadap budayanya. Dibutuhkan partisipasi positif masyarakat dalam mengembangkan warisan budaya. Dan, dibutuhkan dukungan yang nyata dari pemerintah terhadap kelestarian budaya bangsa.
Hingga, pada akhirnya, sudah begitu jelas bahwa kebudayaan merupakan sebuah identitas bangsa yang menjadi pembeda dengan bangsa yang lainnya. Sudah begitu jelas bahwa pemuda adalah pewaris dari kekayaan budaya bangsa. Lantas, apakah bangsa akan tetap ada jika kebudayaan tidak lagi menjadi identitas para generasi muda? Maka, di sinilah makna nasionalisme itu berada. Oleh karena itu, mari bangkit pemuda Indonesia !!!!!!!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar