BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Secara umum akuntansi mencakup kegiatan
pendapatan dimulai dari transaksi dicatat untuk pertama kali dalam jurnal
hingga menjadi laporan keuangan. Sehingga dapat dikatakan bahwa akuntansi
sangatlah penting dalam kegiatan sehari-hari terutama bagi operasi perusahaan
dalam satu periode. Di dalam akuntansi kita telah mengenal proses penyusunan
laporan keuangan yang mana terdapat nama-nama akun dan nomor-nomor akun yang
sesuai dengan ketentuan perusahaan. Proses akuntansi diantaranya mulai dengan
bukti transaksi, jurnal (jurnal umum dan jurnal khusus), posting buku besar,
neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca lajur, laporan keuangan (laporan laba
rugi, neraca, laporan perubahan ekuitas), jurnal penutup, neraca saldo setelah pentupan,
dan jurnal balik.
Dari tahapan diatas laporan keuangan neraca
terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap, kewajiban dan modal. Dan yang akan
dibahas kali ini adalah aktiva tetap, yaitu berbagai jenis aktiva dapat
digunakan lebih dari satu periode untuk operasi perusahaan. Aktiva tetap
terdiri dari aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud. Oleh karena itu perlunya
untuk mengetahui serta memahami secara rinci tentang aktiva tetap baik aktiva
tetap berwujud maupun tidak berwujud. Dengan cara demikian kita mampu
mengaplikasikan apa saja yang terdapat di dalam aktiva tetap sebuah perusahaan.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa pengertian aktiva?
2.
Apa arti penting dari aktiva
tetap?
3.
Apa saja sifat-sifat dari
aktiva tetap?
4.
Bagaimana penggolongan dan
klasifikasi dari aktiva tetap?
5.
Apa perbedaan antara aktiva
tetap berwujud dan tidak berwujud?
1.3
TUJUAN
1.
Mengetahui pengertian dari
aktiva sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.
2.
Mengetahui arti penting dari
aktiva tetap.
3.
Mengetahui sifat-sifat dari
aktiva tetap.
4.
Mengetahui penggolongan dan
klasifikasi pada aktiva tetap.
5.
Mengetahui secara umum
aktiva berwujud dan tidak berwujud.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN
AKTIVA
Aktiva ialah kekayaan perusahaan yang
berwujud dan tidak berwujud, serta pengeluaran yang belum dialokasikan atau
biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang.
Pengertian aktiva menurut beberapa orang ahli sebagai berikut :
a.
Menurut Dra. Lanita Winata,
Akuntan (1994, hal 55) menjelaskan :
“Aktiva ialah Sejumlah
kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh suatau perusahaan berupa
uang, barang dan hak yang timbul dari transaksi-transaksi yang terjadi di masa
lampau dan dapat memberikan manfaat di masa yang akan datang”.
b.
Menurut Standar Akuntansi
Keuangan, dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (2002,
hal 13, paragraf 49) menjelaskan : “Aktiva ialah Sumber daya yang dikuasai oleh
perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh oleh perusahaan”.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa, Aktiva ialah Kekayaan atau sumber-sumber daya yang dimiliki dan dikuasai
oleh perusahaan sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang terjadi di masa
lampau dan diharapkan akan memberi manfaat di masa depan.
Aktiva
Lancar ialah aktiva yang berupa kas dan mempunyai jangka waktu yang pendek.
Yang termasuk dalam aktiva lancar ialah :
a.
Kas, uang tunai untuk
membiayai operasional perusahaan.
b.
Investasi jangka pendek,
investasi yang sifatnya sementara hanya untuk memanfaatkan uang yang belum
dibutuhkan dalam operasi.
c.
Piutang wesel, tagihan
perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam perjanjian yang diatur dalam
undang-undang.
d.
Piutang dagang, tagihan
kepada pihak lain sebagai akibat penjualan barang dagangan secara kredit.
e.
Persediaan, baik persediaan
barang mentah, barang dalam proses maupun barang jadi.
f.
Piutang penghasilan,
penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum diterima
pembayarannya.
g.
Persekot/uang muka/biaya
dibayar di muka, pengeluaran untuk memperoleh jasa atau prestasi dari pihak
lain. Pengeluaran itu belum menjadi biaya periode sekarang melainkan pada
periode berikutnya.
Aktiva
tidak lancar ialah aktiva yang tidak berupa kas dan mempunyai jangka waktu yang
panjang.
Yang termasuk aktiva tidak lancar ialah:
a.
Investasi jangka panjang,
investasi ini dilakukan jika perusahaan mempunyai kekayaan lebih dari yang
dibutuhkan.
b.
Aktiva tetap, kekayaan yang
dimiliki perusahaan yang secara fisik tampak dan berperan dalam operasi perusahaan
secara permanen, selain itu juga mempunyai umur ekonomis lebih dari satu
periode dalam kegiatan perusahaan.
c.
Aktiva tetap tidak berwujud,
kekayaan perusahaan yang secara fisik tidak tampak tetapi merupakan suatu hak
yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam
kegiatan perusahaan.
d.
Beban yang ditangguhkan,
transaksi yang menunjukkan adanya pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat
jangka panjang.
e.
Aktiva lain-lain, item ini
menunjukkan kekayaan atau aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat
dimasukkan dalam klasifikas-klasifikasi yang telah diuraikan sebelumnya.
2.2
PENGERTIAN
AKTIVA TETAP
Aktiva tetap ialah aktiva tetap berwujud yang
mempunyai nilai guna ekonomis jangka panjang, dimiliki perusahaan untuk
menjalankan operasi guna menunjang perusahaan dalam mencapai tujuan dan
dimiliki perusahaan tidak untuk dijual kembali agar diperoleh laba atas
penjualan tersebut. Pengertian aktiva tetap berwujud dikemukakan oleh beberapa
orang ahli sebagai berikut :
a.
Menurut Zaki Baridwan (1992,
hal 271) menjelaskan : “Aktiva tetap berwujud yang sifatnya relatif permanen
(menunjukkan sifat bahwa aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka
waktu yang relatif cukup lama) yang digunakan dalam kegiatan perusahaan”.
b.
Menurut Standar Akuntansi
Keuangan (2002, Nomor 16.2 Paragraf 05) “Aktiva tetap adalah aktiva tetap
berwujud yang digunakan dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih
dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan. Tidak dimaksudkan untuk dijual
dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari
satu tahun”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan
sifat-sifat tetap berwujud digunakan dalam operasional perusahaan, tidak untuk
diperdagangkan, umur ekonomi lebih dari satu tahun yang sifatnya relatif tetap
atau permanen dan berwujud fisik artinya dapat dilihat dan dirasakan dengan
panca indera.
2.3 SIFAT AKTIVA TETAP
Meskipun semua aktiva memiliki beberapa ciri
dasar yang umum, aktiva tetap memiliki ciri-ciri tambahan sebagai berikut :
1.
Aktiva tetap merupakan
barang-barang fisik yang dimiliki untuk memperlancar/mempermudah produksi
barang-barang lain atau untuk menyediakan jasa-jasa bagi perusahaan atau para
pelanggannya dalam kegiatan normal perusahaan.
2.
Semua aktiva tetap memiliki
usia terbatas, pada akhir usianya harus dibuang atau diganti.
3.
Nilai aktiva tetap berasal
dari kemampuannya untuk mengesampingkan pihak lain dalam mendapatkan hak - hak yang sah atas
penggunanya dan bukan dari pemaksaan dari suatu kontrak.
4.
Aktiva tetap seluruhnya
nonmoneter : manfaatnya diterima dari penggunaan atau penjualan jasa-jasa dan
bukan dari pengubahannya menjadi sejumlah uang tertentu.
5.
Pada umumnya jasa yang
diterima dari ativa tetap meliputi suatu periode yang lebih panjang dari satu
tahun atau satu siklus operasi perusahaan. Akan tetapi terdapat terkecualian.
Misalnya suatu bangunan atau peralatan tidak klasifikasikan kembali sebagai
aktiva lancar bilamana sisa manfaatnya kurang dari satu tahun. Dalam beberapa
kasus seperti halnya,beberapa unsur memiliki usia asli yang lebih pendek dari
pada satu siklus operasi perusahaan.
Unsur-unsur aktiva tetap mempunyai ciri umum
dan memiliki beberapa tujuan pelaporan keuangan yang sama. Salah satu tujuan
ini di dasarkan kepada keseragaman mereka dalam proses akuntansi. Aktiva tetap
dimiliki untuk mendapatkan jasa-jasanya di masa mendatang : karena itu aktiva
tetap dibebankan sebagai biaya usia manfaatnya dengan cara yang sama seperti
biaya di bayar dimuka (prepaid expense). Perbedaan pokok antara biaya dibayar
dimuka dan aktiva tetap terletak pada usia aktiva tersebut. Biaya dibayar dimuka
biasanya di bebankan sebagai ongkos selama siklus kegiatan berjalan atau satu
tahun,tergantung mana yang lebih lama,sedangkan aktiva tetap di bebankan
sebagai biaya selama satu periode yang lebih panjang. Tetapi jika keseragaman
dalam proses akuntansi itu di anggap sebagai tujuan utama klasifikasi maka
pos-pos tidak berwujud yang usianya terbatas mungkin harus di sertakan pula di
dalamnya tetapi klasifikasi menurut proses akuntansi bukanlah tujuan yang
relevan.
Tujuan kedua dalam penguraian dan pengukuran
pos-pos aktiva tetap adalah memberikan indikasi jumlah fisik atau kapasitas
produksi yang dimiliki perusahaan dan juga beberapa petunjuk mengenai usia
relatifnya serta taksiran masa pakainya yang akan datang. Semua informasi itu
tidak mungkin terpenuhi dengan sejumlah angkadalam rupiah. Namun demikian untuk
aktiva atau aktiva tertentu mungkin lebih relevan jika digunakan basis
penilaian input daripada nilai likuidasinya : dan suatu penilaian yang di
dasarkan pada tafsiran nilai barang atau jasa atau arus kas di masa mendatang
tidak mungkin di pergunakan sebagai pengukur baik secara teoritis maupun
praktis. Suatu jumlah akumulasi penyusutan yang di kurangkan dari suatu nilai
input tidak dapat menghasilkan gambaran yang cukup tentang kondisi atau usia
relatif aktiva tetap tersebut.
Tujuan ketiga adalah tujuan yang penting dari
klasifikasi dan penilaian aktiva tetap untuk menyajikan suatu gambaran mengenai
kegiatan suatu perusahaan sebagaimana pengelompokkan moneter dan aktiva lancar
menunjukkan informasi mengenai kegiatan perusahaan, demikian pula halnya dengan
pengelompokkan investasi dalam pos-pos modal. Jumlah relatif modal yang di
tanamkan dalam aktiva tetap merupakan informasi yang relevan bagi penanam modal
dan para kreditur, karena
hal itu mungkin dapat menambah informasi untuk membantu meramal arus kas di
masa depan dan memberikan petunjuk mengenai periode sebelum perusahaan
berkesempatan menanamkan kembali sumber dayanya untuk penggunaan yang sama atau
penggunaan lainnya tanpa adanya keharusan likuidasi (forced liquidation). Dalam
perusaan Public Utility (pelayanan umum seperti PLN, TELKOM, GAS, dll) dan dalam berbagai
perusahaan jasa lainnya, jumlah
yang ditanamkan sebagai pos-pos modal jangka panjang merupakan kelompok
terpenting sebagai sumber daya penghasilan di masa mendatang. Karena alasan
inilah maka sebagian besar public utility menyajikan pos-pos aktiva tetap pada
bagian pertama dalam neraca, mendahului
aktiva lancar.
Pos-pos aktiva tetap nonoperasional biasanya
disajikan di neraca dalam kelompok yang terpisah, meskipun masalah penilaian
dan penyusutanya sama dengan aktiva tetap operasi. Karena itu sebagian besar
uraian berikut akan dikaitkan baik dengan unsur-unsur aktiva tetap operasional maupun non operasional.
2.4 PENGGOLONGAN AKTIVA TETAP
1. AKTIVA TETAP
BERWUJUD
Adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya
relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Istilah
relatif permanen menunjukan sifat dimana aktiva yang bersangkutan dapat
digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama.
AkitIva
tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat mempunyai macam-macam bentuk
seperti tanah, bangunan, mesin-mesin dapat alat-alat, kendaraan, mebel dan
lain-lain. Dari macam-macam aktiva tetap berwujud di atas untuk tujuan akutansi
dilakukan pengelompokan sebagai berikut :
a)
Aktiva
tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan,
pertanian dan peternakan.
b)
Aktiva
tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bias diganti
dengan aktiva yang sejenis.
c)
Aktiva
tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak
dapat diganti dengan aktiva yang sejenis.
v
Klasifikasi
Aktiva Tetap Berdasarkan Jenis
Aktiva tetap biasanya digolongkan
menjadi empat kelompok, yaitu:
1.
Tanah, seperti tanah yang digunakan sebagai tempat
berdirinya gedung-gedung perusahaan.
2.
Perbaikan tanah, seperti jalan-jalan diseputar lokasi
perusahaan yang dibangun oleh perusahaan, tempat parkir, dan pagar.
3.
Gedung, seperti kantor, toko, pabrik, dan gudang.
4.
Peralatan, seperti peralatan kantor, peralatan pabrik,
mesin-mesin, kendaraan, dan mebel.
v Sudut Substansi
Aktiva tetap dapat dibagi:
1.
Tangible
Assets atau Aktiva berwujud seperti Lahan, Mesin, Gedung dan Peralatan.
2.
Intangible
Assets atau Aktiva yang tidak berwujud seperti HGU, HGB, Goodwill, Patents,
Copyright, Hak Cipta, Franchise, dan lain-lain.
v Sudut Disusutkan Atau Tidak
1.
Depreciated
Plant asset yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti Building (Bangunan), Equipment (Peralatan),
Machinary (Mesin), Inventaris dan lain-lain.
2.
Undepreciated
Plant Asset yaitu aktiva yang tidak dapat disusutkan seperti Land (Lahan).
2. AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD
Aktiva
tidak
berwujud adalah aktiva tetap perusahaan yang secara fisik tidak dapat dinyatakan. Contoh Aktiva tidak berwujud adalah hak paten, hak cipta hak merek, biaya riset dan pengembangan biaya
ditangguhkan serta hak pengusahaan sumber alam. Aktiva tidak berwujud dapat diperoleh melalui
pembelian atau dikembangkan sendiri oleh perusahaan.
Apabila suatu aktiva tidak berwujud diperoleh dengan membeli
dari pihak luar, maka
disamping harga beli yang termasuk sebagai harga perolehan (cost) adalah biaya
– biaya
tambahan untuk mendapatkannya seperti biaya yang dibayarkan kepada pemerintah
dan notaries serta biaya administrasi yang berhubungan. Apabila suatu aktiva tidak berwujud diperoleh dengan jalan
mengembangkan sendiri ,maka termasuk dalam harga perolehan adalah biaya-biaya
bahan, peralatan, dan fasilitas, biaya gaji dan upah dan biaya tidak langsung
misalnya alokasi
biaya administrasi dan umum.
Aktiva
tidak
berwujud
mungkin timbul dari:
1. Pemerintah-seperti hak paten, hak
cipta, frenchis, merek dagang, dan nama dagang.
2. Perusahaan lain, misalnya pembelian yang mencakup
pembayaran untuk goodwill.
3. Perjanjian tertentu-seperti
frenchise dan lease.
Ciri-
ciri aktiva tetap tidak berwujud
1.
Dapat dipisahkan, yaitu kemampuannya untuk menjadi terpisah atau
terbagi dari BPR dan dapat dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan atau
ditukarkan melalui suatu kontrak terkait aset atau
kewajiban secara individual atau secara bersama.
2.
Muncul dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya, terlepas
apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dapat dipisahkan dari BPR atau dari
hak dan kewajiban lainnya.
3.
Aset Tidak Berwujud dapat diperoleh secara eksternal melalui
perolehan secara terpisah dan pertukaran aset, atau dihasilkan secara internal.
4.
Aset Tidak Berwujud hanya dapat diakui apabila berasal dari
eksternal. Sedangkan biaya penelitian dan pengembangan yang terkait dengan upaya menghasilkan
aset tidak berwujud secara internal tidak dapat diakui sebagai Aset Tidak
Berwujud, kecuali merupakan bagian dari perolehan aset lain.
2.5
AKTIVA TETAP BERWUJUD
2.5.1 AKTIVA TETAP
BERWUJUD (PEROLEHAN, PENYUSUTAN
DAN PELAPORAN)
Kekayaan
yang dimiliki oleh perusahaan disebut aktiva atau harta (
assets ). Aktiva menunjukan bentuk kekayaan
yang dimiliki perusahaan yang merupalan sumber daya (resources) bagi perusahaan
untuk melakukan usaha. Setiap perusahaan memiliki laporan keuangan
.Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil
usaha perusahaan. Laporan
keuangan terdiri dari neraca, laporan
laba rugi dan laporan arus kas. Neraca
adalah laporan keuangan yang dapat memberi informasi tentang sumber-sumber daya
yang dimiliki perusahaan dan sumber pembelanjaan untuk memperolehnya. Laporan ini menyajikan posisi
keuangan perusahaan yang didalamnya terdiri dari tiga komponen penting yaitu
aktiva, kewajiban dan modal. Aktiva dapat dibedakan menjadi dua, yaitu aktiva lancar dan aktiva
tetap.
Aktiva Tetap
Aktiva
tetap adalah aktiva yang jangka waktu pemakaiannya lama digunakan dalam
kegiatan perusahaan, dimiliki
tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan serta nilainya
cukup besar. Aktiva ini digolongkan menjadi aktiva tetap berwujud (tangible
fixed assets ) dan aktiva tidak berwujud ( intangible assets ). Tidak ada
criteria standar mengenai jangka waktu pemakaian minimal untuk membedakan
aktiva tetap dengan aktiva lainnya. Walaupun demikian, pemakaian lebih dari satu tahun, pada umumnya digunakan sebagai
pedoman. Kriteria lain adalah aktiva tersebut harus dipakai dalam kegiatan
perusahaan dan tidak untuk dijual kembali. Hanya aktiva yang nilainya tinggi
saja yang biasanya dikelompokan sebagai aktiva tetap.
Harga Perolehan
Semua
biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aktiva tetap sampai tiba ditempat dan
siap dipakai harus dimasukkan sebagai bagian dari harga
perolehan (cost) aktiva yang bersangkutan. Contoh : apabila perusahaan membeli
sebuah tanah dengan harga Rp.20.000.000 dan untuk biaya notarisnya Rp.400.000, biaya balik nama sebesar Rp.300.000
dan komisi kepada makelar Rp.200.000 maka harga perolehan dari tanah tersebut
adalah Rp.20.900.000.
Perolehan Dengan Angsuran
Ada
kalanya aktiva tetap dibeli secara angsuran. Dalam
hal demikian kontrak pembelian dapat menyebutkan bahwa pembayaran akan
dilakukan dalam sekian kali angsuran dan terhadap saldo yang belum dibayar
dikenakan bunga. Sebagai contoh perusahaan membeli tanah dengan harga Rp
.50.000.000 dengan 25 kali angsuran bulanan terhadap saldo yang belum dibayar, dan dikenakan bunga 12% setahun. Ayat jurnal yang perlu dibuat yaitu
:
(D)
Tanah 50.000.000
(K) Hutang angsuran 50.000.000
Pada waktu membayar angsuran pertama, jumlah yang harus dibayar dihitung
sebagai berikut:
Angsuran bulanan Rp50.000.000 : 25 = Rp.2.000.000
Bunga selama sebulan yang belum dibayar
1/12 x 12% x Rp.50.000.000 = 500.000
Jumlah yang harus dibayar Rp.2.500.000
Ayat
jurnal yang perlu dibuat untuk pembayaran ini :
(D)
Hutang angsuran 2.000.000
(D)
Biaya bunga 500.000
(K)
Bank 2.500.000
Angsuran kedua terdiri dari hutang
pokok bulanan sebesar Rp 2.000.000 dan sisa hutang Rp 48.000.000. Bunga yang dibebankan 1/12 x 12% x
Rp.48.000.000 = Rp.480.000. Ayat
jurnal yang perlu dibuat yaitu :
(D) Hutang
angsuran
2.000.000
(D) Biaya bunga
480.000
(K) Bank
2.480.000
proses perhitungan, pembayaran dan pencatatan angsuran
seperti tersebut akan berulang setiap bulan sekali samapai semua hutang
angsuran telah dibayar.
Penyusutan
Semua
jenis aktiva tetap kecuali tanah, akan
semakin berkurang kemampuannya untuk memberikan jasa bersamaan dengan
berlalunya waktu. Beberapa
faktor yang mempengaruhi menurunnya kemampuan ini adalah pemakaian, keausan, ketidakseimbangan kapasitas yang
tersedia dengan yang diminta dan keterbelakangan teknologi. Berkurangnya
kapasitas berarti berkurangnya nilai aktiva tetap yang bersangkutan dan hal ini
perlu dicatat
dan dilaporkan. Pengakuan
adanya penurunan nilai aktiva tetap berwujud ini disebut penyusutan (
depreciation) . Ayat
jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat penyusutan dalah debit biaya penyusutan
dan kredit akumulasi penyusutan. Perkiraan akumulasi penyusutan digunakan untuk mencatat
secara akumulatif jumlah penyusutan yang telah dilakukan .Selisih antara harga
perolehan dengan akumulasi penyusutan merupakan bagian dari harga perolehan yang belum
disusutkan. Selisih
ini disebut nilai buku
(
book value) aktiva tetap.
Metode Penyusutan
Ada
dua faktor yang mempengaruhi besarnya
penyusutan yaitu nilai aktiva tetap yang digunakan dalam penghitungan
penyusutan (dasar penyusutan) dan taksiran manfaat. Dasar penyusutan dapat berupa :
harga perolehan dan nilai buku. Untuk
menghitung penyusutan, taksiran
manfaat dinyatakan dalam tarif penyusutan dan dapat dihitung dengan rumus
:
a.
Metode
garis lurus ( Straight line ), biaya
penyusutan dialokasikan berdasarkan berlalunya waktu ,dalam jumlah yang
sama,sepanjang masa manfaat aktiva tetap.
Biaya
penyusutan = Tarif penyusutan x Dasar penyusutan
Dasar penyusutan = Harga perolehan –
nilai sisa
Contoh
:
tarif penyusutan dengan
taksiran manfaat 5 tahun , maka tarifnya 100% : 5 = 20 %
harga kendaraan Rp 12.500.000 ,nilai
sisa diperkirakan Rp 1.550.000 ,maka biaya penyusutannya = 20% (Rp.12.500.000 –
Rp.1550.000) = Rp.2.190.000
Th
|
Harga
Perolehan
|
Biaya
Penyusutan
|
Ak.
penyusutan
|
Nilai
buku
|
1
|
Rp.12.500.000
|
Rp.2.190.000
|
Rp.2.190.000
|
Rp.10.310.000
|
2
|
Rp.12.500.000
|
Rp.2.190.000
|
Rp.4.380.000
|
Rp. 8.120.000
|
3
|
Rp.12.500.000
|
Rp.2.190.000
|
Rp.6.570.000
|
Rp. 5.930.000
|
4
|
Rp.12.500.000
|
Rp.2.190.000
|
Rp.8.760.000
|
Rp. 3.740.000
|
5
|
Rp.12.500.000
|
Rp.2.190.000
|
Rp.10.950.000
|
Rp. 1.550.000
|
b.
Metode
saldo menurun ( Declining balance ), biaya
penyusutan akan merata sepanjang umur aktiva tetap dan biaya penyusutan makin
menurun dari tahun ke tahun selama taksiran masa manfaat dikarenakan semakin
tua, kapasitas aktiva dalam memberikan
jasanya juga akan semakin menurun.
Biaya
penyusutan = Tarif penyusutan x Dasar penyusutan
Dasar
penyusutan = Nilai buku awal periode
c.
Metode
jumlah angka tahun akan menghasilkan jadwal
penyusutan yang sama dengan metode saldo menurun. Jumlah penyusutan akan makin
menurun dari tahun ke tahun.
Biaya penyusutan = Tarif penyusutan
x Dasar penyusutan
Dasar penyusutan = Harga perolehan – nilai sisa
d.
Metode
unit produksi,dalam metode unit produksi taksiran manfaat dinyatakan dalam
kapasitas produksi yang dapat dihasilkan.Kapasitas produksi itu sendiri dapat
dinyatakan dalam bentuk unit produksi, jam
pemakaian, kilometer
pemakaian atau unit unit kegiatan yang
lain. Harga perolehan dikurangi nilai sisa merupakan dasar penyusutan.
Penilaian dan pelaporan
Aktiva
tetap dinilai sebesar nilai bukunya, yaitu
harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Tetapi apabila manfaat
ekonomi dari suatu aktiva tetap tidak lagi sebesar nilai bukunya, maka aktiva tersebut dinyatakan
sebesar jumlah yang sepadan dengan nilai manfaat ekonomi yang tersisa. Penurunan nilai kegunaan aktiva
tersebut dicata sebagai kerugian. Dalam
laporan keuangan, aktiva
tetap dirinci menurut jenisnya,
seperti tanah, gedung, mesin-mesin, peralatan dan lain-lain.
Contoh penyajian kelompok aktiva
tetap di neraca apabila akumulasi penyusutan dikurangkan secara keseluruhan
adalah sebagai berikut :
Aktiva tetap :
Peralatan kantor
Rp. 30.000.000
Peralatan toko
50.000.000
Kendaraan
25.000.000
Gedung
105.000.000
Tanah
20.000.000 +
Rp.
230.000.000
Akumulasi penyusutan (
52.500.000 )
Total aktiva
tetap,neto
Rp. 177.500.000
Buku Aktiva Tetap
Perkiraan
aktiva tetap dibuku besar perlu dibuatkan rinciannya dalam buku aktiva tetap
(fixed assets subsidiary ledger). Buku
tambahan ini merinci aktiva tetap dibuku besar menurut jenisnya.
2.5.2 AKTIVA TETAP BERWUJUD ( PENARIKAN )
Penjualan
Aktiva
tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaian. Penarikan
(retirements) dapat dilakukan dengan dijual, ditukarkan dengan aktiva lain atau
dibuang begitu saja (dihapuskan). Ayat jurnal yang harus dibuat untuk ketiga
macam transaksi tersebut sedikit berbeda, namun
yang pasti, nilai
buku aktiva yang bersangkutan harus dikeluarkan dari pembukuan. Hal ini dilakukan dengan mengkredit
harga perolehan
dan mendebit akumulasi penyusutannya. Suatu aktiva tetap tidak boleh
dikeluarkan dari pembukuan hanya karena telah habis disusutkan. Harga perolehan maupun akumulasi
penyusutan aktiva tetap yang telah habis disusutkan tetap disajikan, walaupun kalau dinettokan, nilai bukunya sama dengan nol.
Apabila
suatu aktiva tetap dijual, niai
bukunya dihitung sampai dengan tanggal penjualan. Nilai buku ini kemudian
dibandingkan dengan hasil penjualan yang diterima. Selisih yang diperoleh
merupakan keuntungan atau kerugian karena penjualan aktiva tetap.
Penukaran
Suatu
aktiva tetap yang sudah berkurang manfaatnya, dapat ditukarkan dengan yang lain.
Penukaran aktiva teatp dapat dilakukan dengan aktiva sejenis ( misalnya mobil
dengan mobil ) atau dapat juga dengan tidak sejenis ( misalnya mobil dengan
mesin ).
Dalam penukaran (trade in) aktiva
tetap, terlebih dahulu harus ditentukan
nilai tukarnya ( trade in allowance). Selisih antara nilai tukar aktiva lama
dengan harga aktiva baru merupakan keuntungan atau kerugian dari penukaran.
Apabila nilai tukar lebih besar dari nilai buku, maka memperoleh keuntungan dan
sebaliknya jika nilai tukar lebih kecil dari nilai buku maka merupakan
kerugian. Ada
dua cara pencatatan untuk transaksi penukaran aktiva tetap yaitu :
a. Untuk penukaran aktiva tidak sejenis ,keuntungan dan
kerugian dibebankan dalam tahun berjalan.
b. Untuk penukaran aktiva sejenis,keuntungan dikurangkan pada
harga aktiva baru, sedangkan
kerugian dibebankan dalam tahun berjalan.
Penghapusan
Kemungkinan
lain bagi aktiva yang sudah tidak bermanfaat adalah dihapuskan. Ini terjadi kalau aktiva tetap tidak
dapat dijual atau ditukarkan. Apabila aktiva belum disusutkan penuh, maka akibat penghapusan ini adalah
terjadinya kerugian sebesar nilai buku. Seperti halnya kerugian dari penjualan
aktiva tetap kerugian karena penghapusan aktiva juga dilaporkan sebagai biaya
lain-lain. Adakalanya
penghapusan aktiva tetap dilakukan karena kejadian – kejadian yang tidak diharapkan
seperti kebakaran.
Untuk
menggambarkan kejadian ini, anggaplah
bahwa mobil yang dibeli pada tanggal 2 januari 199 AA dengan harga Rp.
10.000.000, pada
tanggal 1 Juli 199 B mengalami tabrakan berat dan tidak dapat dipakai lagi. Ganti rugi yang diterima dari
perusahaan asuransi adalah Rp. 8.000.000. Ayat
jurnal yang sesuai yaitu :
1.
(D)Biaya penyusutan 1.000.000
(K) Akumulasi penyusutan 1.000.000
2. (D)Akumulasi
penyusutan 7.000.000
(D)Kerugaian karena penghapusan a.t 3.000.000
(K) Kendaraan
10.000.000
3. (D) Piutang klaim asuransi 8.000.000
(K)
Pendapatan klaim asuransi 8.000.000
Ayat
jurnal (1) adalah ayat jurnal untuk mencatat penyusutan dari tanggal 1 Januari
199 A sampai dengan 1 Juli 199 B yang belum dicatat. Ayat jurnal (2) mencatat
penghapusan aktiva tetap, sedang
ayat jurnal (3) mencatat klaim
asuransi yang akan diterima.
Aktiva Tetap Bernilai Kecil
Salah
satu kriteria untuk dapat dikategorikan
sebagai aktiva tetap adalah nilainya
yang besar. Aktiva tetap yang nilai per unitnya kecil, dapat langsung dibebankan sebagai
biaya pada saat perolehan. Manajemen
perusahaan perlu menetapkan atau untuk pengeluaran yang harus dikapitalisir
sebagai aktiva tetap dan pengeluaran yang harus dibebankan sebagai biaya.
Apabila pengeluaran untuk aktiva – aktiva
tetap yang nilainya kecil misalnya suku cadang, dikapitalisir, maka pencatatannya dapat
dikelompokan menjadi satu. Penyusutan secara regular tidak dihitung. Pembebanan
ke biaya dilakukan dengan menghitung secara phisik aktiva tetap yang masih
tersisa. Harga perolehan aktiva yang masih ada ditaksir kemudian selisih antara
saldo menurut perkiraan dengan nilai
taksiran dibebankan ke perkiraan biaya.
Pengeluaran modal
Pengeluaran-pengeluaran
aktiva tetap seperti biaya pemeliharaan (maintenance), penambahan (additions), penggantian
(replacement) atau perbaikan (repairs) dapat dikategorikanmenjadi pengeluaran
modal (capital expenditures) and pengeluaran pendapatan ( renevue
expenditures). Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang harus
dicatat sebagai aktiva (dikapitalisir ).
Pengeluaran-pengeluaran
yang akan mendatangkan manfaat lebih dari satu periode akutansi termasuk dalam
kategori ini. Misalnya, penambahan
satu unit AC dalam sebuah mobil merupakan pengeluaran modal. Demikian juga halnya dengan
pengeluaran – pengeluaran
yang menambah efisiensi memperpanjang umur aktiva atau meningkatkan kapasitas
atau mutu produksi. Pengeluaran modal dicatat sebagai debit pada perkiraan :
aktiva ataupun akumulasi penyusutan. Pengeluaran
– pengeluaran
untuk penambahan dan penggantian, pada
umumnya dicatat dalam perkiraan aktiva sedangkan untuk perbaikan besar-besaran yang akan
memperpanjang umur aktiva dicatat sebagai debit pada perkiraan akumulasi
penyusutan.
Pengeluaran pendapatan
Pengeluaran
pendapatan adalah pengeluaran-pengeluaran yang hanya mendatangkan manfaat untuk
tahun dimana pengeluaran tersebut dilakukan. Oleh karena itu
pengeluaran-pengeluaran akan dibebankan sebagai biaya. Biaya pemeliharaan dan
perbaikan rutin merupakan contoh dari jenis pengeluaran ini. Biaya pemeliharaan
adalah biaya-biaya yang terjadi agar aktiva tetap selalu berada dalam keadaan
baik. Biaya
perbaikan adalah biaya-biaya untuk
mengembalikan aktiva tetap dalam keadaan baik.
Perlakuan
akuntansi terhadap pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan perolehan
dan penggunaan aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a)
Pengeluran
modal adalah pengeluran-pengeluran untuk memperoleh suatu manfaat yang akan
dirasakan lebih dari satu periode akutansi pengeluaran-pengeluaran.
b)
Pengeluran
pendapatan adalah pengeluran-pengeluran untuk memperoleh suatu manfaat yang
hanya dirasakan dalam periode akuntansi yang bersangkutan. Oleh karena itu
pengeluaran-pengeluran seperti ini dicatat dalam rekening biaya.
PRINSIP
PENILAIAN AKTIVA TETAP BERWUJUD
Adalah
jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang
diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi
sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk
digunakan.
HARGA
PEROLEHAN AKTIVA TETAP BERWUJUD
Untuk
menentukan besarnya harga perolehan suatu aktiva, berlaku prinsip yang
menyatakan bahwa semua pengeluaran yang terjadi sejak pembelian sampai aktiva
itu siap dipakai harus dikapitalisasi. Karena jenis aktiva itu macam-macam maka
masing-masing jenis mempunyai masalah-masalah khusus yang akan dibicarakan
berikut ini :
1.
Tanah
Tanah
yang dimiliki dan digunakan sebagai tempat berdirinya perusahaan dicatat dalam
rekening tanah. Apabila tanah itu tidak digunakan dalam usaha perusahaan maka
dicatat dalam rekening investasi jangka panjang. Harga perolehan tanah terdiri
dari berbagai elemen seperti :
a.
Harga
beli
b.
Komisi
pembelian
c.
Bea
balik nama
d.
Biaya
penelitian tanah
e.
Iuran-iuran (pajak-pajak) selama tanah belum dipakai
f.
Biaya
merobohkan bangunan lama
g.
Biaya
perataan tanah pembersihan dan pembagian
h.
Pajak-Pajak
yang jadi beban pembelian pada waktu pembelian
2.
Bangunan
Gedung
yang diperoleh dari pembelian, harga perolehannya harus dialokasikan pada tanah
dan gedung. Biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan gedung adalah :
a.
Harga
beli
b.
Biaya Perbaikan sebelum gedung itu dipakai
c.
Komisi
pembelian
d.
Bea
balik nama
e.
Pajak-Pajak
yang menjadi tanggungan pembeli pada waktu pembelian
Mesin dan alat-alat
Yang merupakan harga perolehan meisn
dan alat-alat adalah
a.
Harga
beli
b.
Pajak-pajak
yang menjadi beban pembeli
c.
Biaya
angkut
d.
Asuransi
selama dalam perjalanan
e.
Biaya
pemasangan
f.
Biaya-biaya
yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin
3.
Alat-Alat Kerja
Alat-alat kerja yang dimiliki bias berupa alat-alat untuk
mesin atau alat-alat tangan.
4.
Pattern dan
dies atau Cetakan-Cetakan
Cetakan-cetakan yang dipakai untuk peroduksi dalam
beberapa periode dicatat dalam rekening aktiva tetap dan didepresiasi selam
umur ekonomisnya.
5.
Perabotan dan
Alat-Alat Kantor
Pembelian atau pembuatan alat-alat harus
dipisahkan-pisahkan untuk fungsi-fungsi produksi, penjulaan dan administrasi,
sehingga depresiasinya dapat dibebankan pada maisng-masing fungsi tersebut.
6.
Kendaraan
Seperti halnya perabot, maka kendaraan yang dimiliki juga
harus dipisahkan untuk setiap fungsi yang berbeda.
7.
Tempat Barang
yang Dapat Dikembalikan
Adalah barang-barang yang dipakai sebagai tempat dari
produk yang dijual.
CARA – CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana
masing-masing cara perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan
berikut ini akan dibahas tetang harga perolehan.
1.
Pembelian Tunai
Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai
dicatat dalam buku-buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan.
2.
Pembelian secara
gabungan
Harga perolehan dari setiap aktiva yang diperoleh secara
gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan
perbandingan nilai wajar setiap aktiva yang bersangkutan.
3.
Perolehan Melalui Pertukaran
a. Ditukar dengan
Surat-surat Berharga
Aktiva tetap yang diperoleh
dengan cara ditukar dengan saham atau Obligasi perusahaan, dicatat dalam buku
sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar
b. Ditukar dengan
aktiva tetap yang lain
Banyak
pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara tukar-menukar atau sering disebut
“tukar tambah”. Dimana aktiva lama digunakan untuk membayar harga aktiva baru
ada dua jenis pertukaran yaitu :
1.
Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis
2.
Pertukaran
aktiva tetap yang sejenis
4.
Pembelian angsuran
Apabila
aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan
aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga.
5.
Diperoleh dari Hadiah atau Donasi
Aktiva
tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi, pencatatannya bisa dilakukan menyimpang dari prinsip
harga perolehan.
6.
Aktiva yang Dibuat sendiri
Perusahaan
mungkin membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan seperti gedung, alat-alat
dan perabotan. Pembuatan aktiva ini biasanya dengan tujuan untuk mengisi
kapasitas atau pegawai yang masih diam.
BIAYA – BIAYA SELAMA MASA PENGGUNAAN AKTIVA
Aktiva tetap yang dimiliki dan digunakan dalam usaha
perusahaan akan memerlukan pengeluaran-pengeluaran yang tujuannya adalah agar
dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Pengeluaran-pengeluaran tersebut dapat
dikelompokan menjadi :
1.
Reparasi dan
Pemeliharaan
Biaya reparasi dapat merupakan biaya yang jumlahnya kecil
jika reparasinya bisa dan jumlahnya cukup besar jika reparasinya besar.
Reparasi besar biasanya terjadi setelah beberapa tahan, sehingga dapat
dikatakan bahwa manfaat reparasi seperti ini akan dirasakan dalam beberapa
periode. Oleh karena itu biaya reparasi besar dikapitalisasi dan pembebanannya
sebagai biaya dilakukan dalam periode-periode yang menerima manfaat.
2.
Penggantian
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengganti aktiva atau
suatu bagian aktiva dengan unit yang baru yang tipenya sama.
3.
Perbaikan
Adalah penggantian suatu aktiva dengan aktiva baru untuk
memperoleh kegunaan yang lebih besar.
4.
Penambahan
Adalah memperbesar atau memperluas fasilitas suatu aktiva
seperti penambahan ruang dalam bangunan ruang parker dan lain-lain.
5.
Penyusunan
Kembali aktiva tetap
Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam penyusunan kembali
aktiva atau perubahan route produksi atau untuk mengurangi biaya produksi, jika
jumlahnya cukup berarti dan manfaat penyusunan kembali itu akan dirasakan lebih
dari satu periode akuntansi maka harus di kapitalisasi.
MEMBERHENTIAN AKTIVA
Aktiva tetap bisa dihentikan pemakaiannya dengan cara
dijual, ditukarkan, maupun karena rusak. Pada waktu aktiva tetap dihentikan
dari pemakian maka semua rekening yang berhubungan dengan aktiva tersebut
dihapuskan.
ASURANSI KEBAKARAN
Perusaahan biasanya mengasuransikan harta benda terhadap
kemungkinan timbulnya kerugian karena kebakaran. Perjanjian asuransi ini
dinyatakan dalam polis. Perusahan asuransi akan mengganti kerugian dalam hal
adanya kebakaran, maksimum sebesar jumlah pertanggungan yang dinyatakan dalam
polis.
ASURANSI BERSAMA
Syarat asuransi bersama adalah syarat menyatakan bahwa
apabila harta benda diasuransikan (dipertanggung jawabkan) dengan jumlah yang lebih
rendah dari pada suatu persentase tertentu dari pasar benda tersebut pada saat
terjadinya kebakaran, maka perusahan yang mempertanggungkan akan memikul
kerugian karena kebakaran sebanding dengan selisih jumlah pertanggungan dengan
persentase tertentu dari harga pasar harta tersebut
Jumlah kerugian yang akan diganti oleh perusahaan
asuransi adalah yang paling rendah dari jumlah berikut :
a.
jumlah yang dibebankan kepada perusahaan asuransi yang
dihitung dengan cara asuransi bersama
b.
jumlah
pertanggungan dalam polis
c.
jumlah
kerugian yang sebenarnya
POLIS GABUNGAN
Apabila
perusahaan mengasuransikan beberapa aktiva dalam satu polis, maka polis itu
akan menunjukkan syarat alokasi yang dasarnya adalah harga pasar aktiva-aktiva
tersebut pada saat terjadinya kebakaran.
PENCATATAN
ASURANSI KEBAKARAN
Apabila
terjadi kebakaran atas harta yang diasuransikan maka langkah-langkah yang
dilakukan untuk mengadakan pencatatan akuntansinya adalah sebagai berikut :
a.
Menyusun kembali catatan-catatan yang terbakar
b.
Menyesuaikan buku-buku agar dapat menunjukkan keadaan
yang sebenarnya pada saat kejadiannya kebakaran
c.
Menentukan
nilai buku aktiva yang terbakar
d.
Membebankan
nilai buku aktiva yang terbakar dan biaya-biaya yang timbul pada saat kebakaran, ke
rekening kerugian kebakaran
e.
Menetukan jumlah yang diterima dari perusahaan asuransi
f.
Rekening kerugian kebakaran dikredit dengan jumlah ini
dan jumlah yang diterima dari penjualan aktiva yang terbakar.
Menutup saldo
rekening kerugian ke rekening laba rugi. Saldo ini menunjukkan rugi atau laba
dari kebakaran.
2.6
AKTIVA
TETAP TIDAK BERWUJUD
Aktiva
tak berwujud adalah aktiva tetap perusahaan yang secara fisik tidak dapat dinyatakan. Contoh Aktiva tidak berwujud adalah hak paten, hak cipta, hak merek, biaya riset dan pengembangan biaya
ditangguhkan serta hak pengusahaan sumber alam. Aktiva tidak berwujud dapat diperoleh melalui
pembelian atau dikembangkan sendiri oleh perusahaan.
Apabila
suatu aktiva tidak
berwujud diperoleh dengan membeli dari pihak luar, maka disamping harga beli yang
termasuk sebagai harga perolehan (cost) adalah biaya – biaya tambahan untuk mendapatkannya
seperti biaya yang dibayarkan kepada pemerintah dan notaries serta biaya
administrasi yang berhubungan. Apabila suatu aktiva tidak berwujud diperoleh dengan jalan
mengembangkan sendiri, maka
termasuk dalam harga perolehan adalah biaya-biaya bahan, peralatan, dan
fasilitas, biaya gaji dan upah dan biaya tidak langsung misalnya alokasi biaya administrasi dan umum.
Hak
paten adalah hak yang diberikan oleh pemerintah (Direktorat Paten) kepada perusahaan
atau seseorang atas suatu penemuan baru. Hak ini diberikan dalam jangka waktu
17 tahun.
Hak
Cipta adalah hak yang diberikan oleh pemerintah ( Direktorat Paten) kepada
perusahaan atau seseorang atas karya-karya tulisan dan seni yang dihasilkan. Hak ini diberikan untuk selama
penciptanya masih hidup ditambah 50 tahun setelah meninggal dunia. Hak merek
juga dikeluarkan oleh Direktorat Paten. Ketentuan mengenai merek diatur melalui
undang-undang No. 21 tahun 1961. Merek menurut ketentuan undang-undang ini
adalah tanda yang digunakan untuk membedakan barang-barang produksi atau
barang-barang perniagaan seseorang atau perusahaan lain.
Biaya
yang ditangguhkan adalah biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan dala periode
terjadinya karena memberikan manfaat di masa datang misalnya biaya operasi, biaya emisi saham dan biaya
pendirian. Biaya pendirian adalah biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan
dengan usaha mendirikan perusahaan yang termasuk biaya ini adalah biaya untuk
memperoleh izin usaha, izin penanaman modal dan lain-lain. Biaya emisi saham adalah biaya-biaya
yang terjadi sehubungan dengan penjualan saham kepada masyarakat.
Biaya
pra operasi (preoperating cost ) adalah biaya – biaya yang terjadi mulai dari saat
mendirikan sampai dengan saat perusahaan menghasilkan pendapatan. Biaya
administrasi, umum, penjualan
dan produksi, dikapitalisir
sebagai biaya pra operasi.
Amortisasi
Pengurangan
nilai suatu aktiva tak berwujud yang seara berkala dibebankan sebgai biaya
disebut amortisasi (amortization). Amortisasi aktiva tak berwujud pada
umumnya dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus. Dipandang dari sudut
kemungkinan amortisasinya, aktiva
tak berwujud dapat digolongkan sebagai :
a. Aktiva
tak berwujud yang adanya dibatasi dengan undang-undang, peraturan atau persetujuan, misalnya hak paten, hak cipta dan
hak merek.
b. Aktiva tidak berwujud yang tidak terbatas
waktunya dan pada waktu perolehannya tidak ada petunjuk mengenai usianya yang
terbatas, misalnya
biaya pendirian dan biaya pra operasi.
Harga perolehan aktiva tak berwujud
kategori : (a) Diamortisasikan
selama jangka waktu yang dinyatakan dalam ketentuan. Bila ternyata jangka waktu
kegunaannya lebih lama atau lebih singkat dari perkiraan semula, maka dapat dilakukan koreksi
seperlunya. Aktiva yang termasuk dalam kategori (b) Diamortisasikan sesuai pertimbangan
perusahaan, asalkan
amortisasi tersebut layak dan masuk akal. Amortisasi aktiva tak berwujud
dicatat dengan mendebit perkiraan biaya amortisasi dan mengkredit perkiraan
akumulasi amortisasi atau langsung ke perkiraan aktiva yang bersangkutan.
Pencatatan
Anggaplah
bahwa untuk memperoleh suatu hak paten, perusahaan telah mengeluarkan uang
sebesar Rp.25.000.000. Perolehan
ini dicatat sebagai berikut :
(D) Hak paten
25.000.000
(K) Bank
25.000.000
Anggaplah
juga masa manfaat hak paten tersebut adalah 10 tahun. Amortisasi tahunan dari
hak paten ini, dengan
demikian adalah :
10
% x Rp.25.000.000 = Rp.2.500.000
Ayat
jurnal yang harus dibuat adalah :
(D) Biaya
amortisasi
2.500.000
(K) Hak
paten
2.500.000
Untuk
menggambarkan pencatatan biaya riset dan pengembangan, anggaplah bahwa suatu
perusahaan telah mengeluarkan biaya riset dan pengembangan sebesar
Rp.10.000.000 dalam tahun 199 A dan Rp.12.000.000 selama tahun 199 B .Biaya
riset dan pengembangan ini merupakan biaya rutin yang selalu dianggarkan oleh
perusahaan. Ayat
jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat transaksi yaitu :
199
A
(D) Biaya riset dan pengembangan
10.000.000
(K) Bank
10.000.000
199
B
(D) Biaya riset dan pengembangan
12.000.000
(K) Bank
12.000.000
Apabila
riset dan pengembangan tersebut diatas dilakukan untuk suatu produk tertentu
yang dapat diidentifikasikan secara spesifik, maka
isi debit dari ayat-ayat jurnal diatas diganti dengan pos aktiva : Biaya riset
dan pengembangan belum dialokasikan .Apabila, kemudian dapat dipastikan bahwa
riset dan pengembangan untuk produk spesifik tadi dinyatakan gagal ayat jurnal
berikut yang perlu dibuat :
(D) Biaya riset dan pengembangan 22.000.000
(K) Biaya riset dan pengembangan
belum dialokasikan 22.000.000
Hak Penguasaan Sumber Alam
Suatu
perusahaan mungkin memperoleh hak untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi
sumber alam tertentu. Biasanya
untuk memperoleh hak eksploitasi sumber-sumber alam tersebut perusahaan harus
membayar sejumlah uang. Biaya-biaya untuk memperoleh hak penguasaan sumber-sumber alam dicatat sebagai
aktiva tetap dan diamortisasikan.
Seperti
halnya aktiva tak berwujud, biaya-biaya
sehubungan dengan penguasaan sumber-sumber alam juga akan makin berkurang
nilainya yang disebabkan oleh tambangnya sumber tersebut. Pengurangan nilai itu
secara berkala dibebankan dalam perhitungan rugi laba, yang dalam hal sumber-sumber
alam disebut deplesi. Deplesi
pada hakekatnya dapat disamakan dengan
penyusutan pada aktiva tetap berwujud dan pada umumnya deplesi dihitung
berdasarkan metode unit produksi.
Sebagai
contoh anggaplah sebuah perusahaan harus membayar Rp 1.000.000.000 untuk
mendapatkan hak eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi disuatu daerah. Ayat
jurnal yang perlu dibuat yaitu :
(D)Hak penguasaan sumber alam 1.000.000.000
(K) Bank
1.000.000.000
Anggaplah
juga bahwa setelah mengadakan eksplorasi dan pengembangan cadangan minyak yang
diperoleh adalah 500.000.000 barel. Selama tahun 199A perusahaan tersebut
memproduksi 60.000.000 barel. Tarif deplesi dihitung sebgai berikut :
Tarif deplesi = Rp.500.000.000
x 12 % = Rp.
60.000.000
Biaya
deplesi untuk tahun 199A adalah Rp. 120.000.000
(12% x Rp.1.000.000.000) .Ayat
jurnal yang dibuat adalah sebagai
berikut :
(D)
Biaya deplesi 120.000.000
(K) Hak penguasaan sumber alam
120.000.000
Aktiva Lain-Lain
Pos-pos
yang tidak dapat secara layak digolongkan dalam aktiva lancar investasi /penyertaan, aktiva tetap maupun aktiva tidak
berwujud, seperti mesin-mesin yang tidak
digunakan, disajikan
dalam kelompok aktiva lain-lain.
Aktiva tetap tidak berwujud (intangible
assets) adalah aktiva yang umur ekonomisnya panjang dan memberikan manfaat bagi
operasi perusahaan, tetapi tidak mempunyai bentuk fisik. Aktiva
ini berupa hak-hak istimewa atau pemilikan posisi yang menguntungkan perusahaan
dalam memperoleh pendapatan. Bukti pemilikan aktiva tidak berwujud bisa berupa
kontrak, lisensi atau dokumen lain.
Contoh Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Asset)
Berikut
adalah contoh-contoh Aktiva Tetap Tidak
Berwujud yang lumrah kita temui dalam dunia usaha adalah :
a.
Hak Sewa (Lease Hold)
Adalah hak yang diperoleh atas suatu sewa
aktiva tertentu (sewa tempat usaha, sewa gedung, sewa mesin) yang biasanya
menggunakan kurun waktu tertentu, disahkan oleh pejabat pembuat akte (notaris).
Hak sewa dinyatakan sebagai aktiva tetap (tak berwujud) karena dua alasan :
·
Hak sewa memberikan kontribusi nyata bagi
perusahaan, atau dengan kata lain, atas sumber daya (dana) yang dikeluarkan
diharapkan hak sewa akan memberikan manfaat kembali (berpotensi menghasilkan
kas atau manfaat) di masa yang akan datang.
·
Manfaat yang akan diterima oleh perusahaan
atas kepemilikan hak sewa, akan dinikmati oleh perusahaan untuk periode waktu
lebih dari satu tahun buku.
Melihat
batasan (bisa dikatakan syarat) di atas, maka kita dapat memilah-milah atas
kejadian sewa, apakah dibukukan sebagai aktiva tetap tak berwujud atau sebagai
biaya sewa.
Contoh
Kasus :
Tempat Usaha (Tanah dan Gedung) PT.
Royal Bali Cemerlang diperoleh dengan cara menyewa selama 30 Tahun, dengan
membayar sebesar Rp 750,000,000,-. Dalam perjalanan usahanya PT. Royal Bali
Cemerlang juga menyewa sebuah mobil pick-up disewa Rp 150,000/hari.
Mengacu pada batasan aktiva tetap
tak berwujud atas Hak Sewa yang telah disebutkan sebelumnya, maka transaksi
sewa yang ada pada PT. Royal Bali Cemerlang hendaknya diperlakukan sebagai
berikut :
Pencatatan
:
Atas sewa tanah dan gedung di catat sebagai aktiva tak berwujud:
Pada saat pembayaran sewa dicatat :
[-Debit-]. Lease Hold = Rp 750,000,000,-
[-Credit-]. Kas = Rp 675,000,000.-
[-Credit-]. PPh Pasal 4(2) = Rp 75,000,000,-
Pada saat penyetoran PPh Pasal 4(2) :
[-Debit-]. PPh Pasal 4(2) = Rp 75,000,000,-
[-Credit-]. Kas = Rp 75,000,000,-
Penjelasan
:
(-). Transaksi sewa ini diakui
sebagai perolehan Aktiva Tetap Tak Berwujud (intangible asset) yaitu berupa Hak
sewa (Lease Hold), karena sewa tersebut berjangka waktu 30 tahun, yang artinya
atas cost sewa yang dikeluarkan sekarang, perusahaan akan memperoleh manfaat
(menjadikannya sebagai tempat usaha) untuk masa waktu yang lebih dari satu
tahun buku, untuk itu transaksi sewa ini eligable diakui sebagai aktiva tetap
tak berwujud..
(-). Persewaan suatu aktiva, merupakan
Taxable Object, yaitu PPh Pasal 4 (2), diakui sekarang atau nanti tetap akan
mengakui. Jika tidak di akui sekarang toh nanti akan dikoreksi oleh pihak
kantor pajak. Mengingat Conservatism principle, bukankah setiap potensi
pengeluaran maupun kewajiban, hendaknya diakui sesegera mungkin ?
Atas sewa mesin & mobil
dicatat sebagai biaya :
Pada saat pembayaran sewa dicatat :
[-Debit-]. Biaya Sewa = Rp 150,000,-
[-Credit-]. Kas = Rp 135,000,-
[-Credit-]. PPh Pasal 23 = Rp 15,000,-
Pada saat pembayaran PPh Pasal 23 :
[-Debit-]. PPh Pasal 23 = Rp 15,000,-
[-Credit-].Kas=Rp15,000,-
Catatan :
Sewa mobil yang biayar harian langsung diakui sebagai biaya, karena atas
pengeluaran perusahaan sebesar Rp 150,000,- perusahaan hanya akan memperoleh
manfaat selama satu hari (kurang dari 1 tahun buku).
Sewa jenis ini adalah obyek PPh Pasal 23, dimana perusahaan bertindak selaku
pemotong.
b.
Organization Cost
Adalah
pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang terjadi sehubungan dengan set-up
perusahaan sebelum beroperasi, contohnya : pembayaran kepada notaris.
Pengeluaran ini diakui sebagai perolehan aktiva tak berwujud, karena atas
pengeluaran tersebut perusahaan akan memperoleh manfaat yang lebih dari satu
tahun buku juga, yaitu selama perusahaan masih beroperasi.
c.
Perijinan (Permit & Licences)
Periijinan
adalah hak perusahaan yang diperoleh dari pihak pemerintah baik daerah maupun
pusat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu terkait dengan bidang usahanya.
Ijin-ijin perusahaan tentu ada jangka waktunya, dan jika masa berlakunya telah
habis maka ijin tersebut harus diperpanjang atau diperbaharui. Namun demikian
ijin usaha atau aktivitas tertentu atas terkait dengan usaha biasanya memiliki
jangka waktu 3 sampai 30 tahun, yang artinya lebih dari satu tahun buku. Untuk
itu izin diakui sebagai aktiva tetap tidak berwujud.
d.
Hak Patent
Hak
Patent adalah hak yang diperoleh atas suatu penemuan tertentu. Dimana atas
penemuan tersebut, penemu akan memperoleh manfaat tertentu untuk kurun waktu
tertentu dan dapat diperpanjang. Penemuan tersebut bisa berupa suatu produk,
atau rekayasa, atau formula, atau system, atau cara tertentu.
e.
Merk Dagang (Trade Mark)
Merk
Dagang (Trade Mark) yang biasa disingkat TM, adalah hak yang diperoleh atas
suatu merk komersial tertentu. Hak ini bisa berupa logo, tulisan, bentuk,
symbol, atau kombinasinya, yang mewakili suatu organisasi/perusahaan tertentu.
f.
Hak Penggandaan (Copyright)
Copyright
adalah hak yang berikan atas suatu penulisan, baik itu berupa karya ilmiah,
puisi, novel, maupun lyric lagu, notasi lagu/irama tertentu, script atau
scenario film tertentu. Copyright meliputi hak untuk memperbanyak dan
mengedarkannya.
g.
Franchise
Adalah
hak yang diperoleh untuk melakukan suatu usaha tertentu, atau memasarkan
produknya, sekaligus mengikuti pola usaha, cara pengelolaan, penggunaan logo
maupun penggunaan alat usaha tertentu yang aslinya dimiliki oleh perusahaan
yang memberikan hak franchise.
h.
Goodwill
Adalah
kelebihan-kelebihan, keistimewaan tertentu yang dimiliki oleh perusahaan, yang
oleh karenanya menjadi dinilai lebih oleh pihak lain. Kelebihan/keisitimewaan
tersebut bisa karena perusahaan memiliki reputasi manajemen yang sangat bagus, menghasilkan
suatu produk unggul yang sulit dicari pesaingnya, letaknya strategis, dan
lain-lain.
Catatan penting :
Goodwill
hanya diakui (dibuatkan perkiraan) jika terjadi suatu transaksi, yang mana
dalam transaksi tersebut perusahaan dinilai lebih oleh pihak lain. Transaksi
yang dimaksudkan bisa berupa : penjualan perusaahaan, bergabung/berhentinya
sekutu (anggota persero) baru, merger atau akuasisi.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Setelah kita mengupas beberapa
masalah seputar aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud, dapat disimpulkan
bahwa aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud
yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang
normal. Seperti, mesin, peralatan, tanah, dan lain-lain.
Sedangkan aktiva tetap tidak berwujud adalah aktiva tetap perusahaan yang secara fisik tidak dapat dinyatakan, tetapi
berpengaruh terhadap kontinuitas perusahaan, seperti hak paten, merk dagang,
hak cipta, dan lain-lain.
Adapun
perbedaan yang menonjol dari keduanya antara lain :
1.
Bentuk nyata atau bentuk fisik
2.
Nilai aktiva
3.
Usia atau umur aktiva
Perlakuan akuntansi aktiva tak berwujud menyangkut masalah yang tidak
berbeda dengan perlakuan akuntansi terhadap aktiva tetap, diantaranya adalah
penentuan nilai perolehan, perlakuan akuntansi selanjutnya terhadap nilai
perolehan tersebut dalam kondisi usaha normal (amortisasi), dan perlakuan
akuntansi atas penurunan nilai aktiva tak berwujud yang material dan permanen.
Kesulitan yang dihadapi dalam pemecahan masalah perlakuan akuntansi aktiva tak
berwujud pada umumnya disebabkan oleh sifat aktiva tersebut, seperti tidak
adanya wujud fisik yang menyebabkan bukti keberadaannya kabur, dan kesulitan
dalam penentuan nilai perolehan serta masa manfaat keekonomiannya.
3.2 SARAN
Setelah
disusunnya makalah mengenai aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud,
diharapkan dapat menambah wawasan pembaca khususnya dimata kuliah pengantar
akuntansi. Begitu juga alangkah baiknya apabila kita mencari sumber referensi
lebih banyak dari berbagai sumber sehingga ilmu dan wawasan yang kita dapatkan
semakin luas.
DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Al.
Haryono.1993. Dasar-Dasar Akuntansi 2. Edisi
4. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN.
Hendriksen, S.
Eldon.,dan Nugroho W. Teori Akuntansi. Edisi 4. Jakarta:
Erlangga.
Tuanakotta, M.
Theodorus. Teori Akuntansi 2. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
PSAK No. 19 Aktiva
Tak Berwujud.pdf
ED-PSAK No. 19 Revisi
2009 Aset Tidak Berwujud.pdf
AKUNTANSI.pdf